Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Tanah
Karo. Kota yang terkenal dengan di wilayah ini adalah Brastagi dan Kabanjahe.
Brastagi merupakan salah satu kota turis di Sumatera Utara yang sangat terkenal
dengan produk pertaniannya yang unggul. Salah satunya adalah buah jeruk dan
produk minuman yang terkenal yaitu sebagai penghasil Markisa Jus yang terkenal
hingga seluruh nusantara. Berastagi merupakan
sebuah kecamatan yang
berada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Jarak Kecamatan ini dengan
pusat pemerintahan kabupaten sendiri yakni Kabanjahe adalah 10 km, dengan
ibukota provinsi yakni Medan adalah 65 km. Sementara jarak ke desa/kelurahan
yang terjauh adalah 9 km. Secara administratif Kecamatan Berastagi terdiri dari
5 desa swasembada yakni Desa Doulu, Desa Sempa Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa
Guru Singa dan Desa Raya serta 4 daerah kelurahan yakni Kelurahan Gundaling I,
Kelurahan Gundaling II, Kelurahan Tambak Lau Mulgap I dan Kelurahan Tambak Lau
Mulgap II. Serta mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
1) sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
2) sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe
3) sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Simpang Empat
4) sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Tiga Panah
Kecamatan
Berastagi terletak di daerah dataran tinggi dengan ketinggian 375 m dari
permukaan laut dan suhu maksimumnya adalah 22º Celcius sedangkan suhu minimum
adalah 16º Celcius. Topografi Kecamatan Berastagi datar sampai dengan berombak
65%, berombak sampai dengan berbukit 22%, berbukit sampai dengan bergunung 13%
dengan tingkat kesuburan tanahnya sedang sampai dengan tinggi didukung lagi
dengan curah hujan rata-rata 2.100 sampai dengan 3.200 mm pertahun.
Keadaan ini
menjadikan daerah Berastagi sangat baik sebagai daerah pertanian. Seluruh
daerah pertanian yang terdapat di Berastagi digunakan dengan seefektif mungkin.
Luas keseluruhan daerah Kecamatan Berastagi adalah 3050 Ha, yang terdiri dari
areal pemukiman penduduk, perladangan/persawahan, pariwisata, bangunan umum,
dan lain lain.
Pada
umumnya mata pencaharian utama masyarakat Berastgai adalah bertani. Hal ini
disebabkan lahan pertanian yang sangat subur, sehingga sebagian besar penduduk
Kecamatan Berastagi bekerja sebagai petani khususnya bagi mereka yang tinggal
dan memiliki lahan pertanian di daerah pedesaan, seperti di Desa Doulu, Desa
Sempa Jaya, Desa Rumah Berastagi, Desa Raya dan Desa Guru Singa. Hal ini
terjadi mengingat bahwa di daerah pedesaan tersebut sebagian besar masih berupa
lahan-lahan pertanian sehingga sangat mendukung bagi para penduduk untuk
mengusahakannya dengan menanami tanaman-tanaman pertanian atau bertani.
Sementara bagi daerah-daerah di Kecamatan Berastagi khususnya yang telah
merupakan daerah-daerah kelurahan dan dekat dengan pusat pemerintahan kecamatan
sebagian besar penduduknya bekerja sebagai pedagang ataupun pengusaha baik
besar maupun kecil, pengrajin/industri kecil, buruh industri dan bangunan,
sopir, Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, pegawai swasta, pensiunan,dan sebagainya.
Mayoritas suku Karo bermukim di daerah pegunungan ini, tepatnya di daerah
Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak yang sering disebut sebagai atau “Taneh Karo
Simalem”. Banyak keunikan-keunikan terdapat pada masyarakat Karo, baik dari
geografis, alam, maupun bentuk masakan. Masakan Karo, salah satu yang unik
adalah disebut trites.Trites ini disajikan pada saat pesta budaya, seperti
pesta pernikahan, pesta memasuki rumah baru, dan pesta tahunan yang dinamakan
-kerja tahun-. Trites ini bahannya diambil dari isilambung sapi/kerbau, yang
belum dikeluarkan sebagai kotoran.Bahan inilah yang diolah sedemikian rupa
dicampur dengan bahan rempah-rempah sehingga aroma tajam pada isi lambung
berkurang dan dapat dinikmati. Masakan ini merupakan makanan favorit yang
suguhan pertama diberikan kepada yang dihormati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar